Penjelasan lengkap dengan contoh nyata untuk setiap jenis Research Gap, sehingga mahasiswa sarjana dapat lebih mudah memahaminya:
1. Evidence Gap (Kesenjangan Bukti)
Definisi: Hasil dari beberapa penelitian berbeda menghasilkan kesimpulan yang saling bertentangan.
Contoh:
Penelitian A menyimpulkan bahwa penggunaan media sosial meningkatkan produktivitas kerja, sementara penelitian B menyimpulkan bahwa media sosial justru mengurangi produktivitas kerja. Perbedaan ini menimbulkan gap penelitian yang perlu diteliti lebih lanjut untuk menemukan faktor penyebab kontradiksi tersebut, misalnya dengan mempertimbangkan aspek usia, budaya, atau jenis pekerjaan.
2. Knowledge Gap (Kesenjangan Pengetahuan)
Definisi: Tidak ada temuan penelitian yang menjawab pertanyaan spesifik dalam suatu bidang.
Contoh:
Saat ini ada banyak penelitian tentang efek kecerdasan buatan (AI) dalam bidang kesehatan dan manufaktur, tetapi belum ada penelitian yang cukup tentang dampak AI terhadap efisiensi kerja di industri pendidikan di Indonesia. Hal ini menciptakan celah yang bisa dijadikan peluang penelitian baru.
3. Practical-Knowledge Gap (Kesenjangan antara Praktik dan Pengetahuan)
Definisi: Praktik di lapangan berbeda dengan hasil penelitian yang sudah ada.
Contoh:
Banyak penelitian menunjukkan bahwa password yang kuat sebaiknya memiliki kombinasi huruf besar, kecil, angka, dan simbol. Namun, dalam praktiknya, banyak orang masih menggunakan password yang lemah dan mudah ditebak karena alasan kenyamanan. Penelitian baru bisa dilakukan untuk memahami mengapa orang tetap menggunakan password lemah meskipun ada rekomendasi keamanan.
4. Methodological Gap (Kesenjangan Metodologi)
Definisi: Dibutuhkan variasi metode penelitian baru untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat atau menghindari bias.
Contoh:
Sebagian besar penelitian tentang efektivitas e-learning selama pandemi menggunakan metode survei kuantitatif. Namun, metode ini mungkin tidak cukup untuk memahami pengalaman mendalam mahasiswa. Oleh karena itu, penelitian baru bisa menggunakan pendekatan kualitatif seperti wawancara mendalam untuk mendapatkan perspektif yang lebih dalam.
5. Empirical Gap (Kesenjangan Empiris)
Definisi: Temuan penelitian belum diuji secara empiris atau memerlukan bukti lebih lanjut.
Contoh:
Ada teori yang menyebutkan bahwa kerja dari rumah (work from home) meningkatkan keseimbangan kerja dan kehidupan pribadi (work-life balance). Namun, penelitian empiris dengan data yang cukup dan metode validasi yang kuat masih terbatas, sehingga perlu dilakukan studi lebih lanjut untuk menguji kebenaran klaim tersebut dalam berbagai sektor industri.
6. Theoretical Gap (Kesenjangan Teori)
Definisi: Sebuah teori perlu diterapkan dalam konteks yang berbeda, atau ada kurangnya teori yang membahas fenomena tertentu.
Contoh:
Teori "Diffusion of Innovations" menjelaskan bagaimana teknologi baru diadopsi oleh masyarakat. Namun, teori ini belum banyak diterapkan dalam konteks adopsi teknologi blockchain di sektor pendidikan. Ini membuka peluang penelitian untuk menerapkan teori tersebut di bidang baru.
7. Population Gap (Kesenjangan Populasi)
Definisi: Sebuah populasi tertentu belum cukup diteliti dalam studi sebelumnya.
Contoh:
Sebagian besar penelitian tentang dampak game online terhadap kecerdasan anak dilakukan pada anak-anak di kota besar dengan akses internet yang baik. Namun, penelitian terhadap anak-anak di daerah pedesaan yang memiliki keterbatasan akses internet masih sangat jarang. Hal ini menciptakan gap yang dapat diteliti lebih lanjut.
Dengan contoh-contoh ini, mahasiswa dapat lebih mudah mengidentifikasi research gap yang bisa menjadi dasar dalam menentukan topik penelitian skripsi mereka!