Pengertian DNS
Domain Name System (DNS) adalah sistem hierarkis dan terdesentralisasi yang digunakan untuk menerjemahkan nama domain (seperti www.example.com) menjadi alamat IP (seperti 192.168.1.1 atau 2001:0db8::1). DNS berperan sebagai buku telepon internet yang memungkinkan pengguna untuk mengakses situs web atau layanan internet menggunakan nama yang mudah diingat, tanpa harus menghafal alamat IP yang kompleks.
Fungsi Utama DNS
1. Menerjemahkan Nama Domain ke Alamat IP
DNS mengonversi nama domain yang ramah pengguna ke alamat IP yang dapat dibaca mesin untuk mengarahkan permintaan ke server yang tepat.
2. Routing Email
DNS menggunakan Mail Exchange (MX) records untuk menentukan server mana yang menangani email untuk domain tertentu.
3. Mengelola Load Balancing
Dengan menggunakan CNAME atau A records, DNS dapat mendistribusikan beban ke beberapa server, memastikan performa situs tetap optimal.
4. Keamanan dan Verifikasi
Rekam DNS seperti TXT sering digunakan untuk mekanisme otentikasi, seperti SPF (Sender Policy Framework) dan DKIM (DomainKeys Identified Mail), untuk mencegah spoofing email.
Struktur dan Hierarki DNS
DNS memiliki struktur hierarkis yang dibagi menjadi beberapa level:
1. Root Domain (".")
Level tertinggi dari hierarki DNS, dikelola oleh organisasi Internet Assigned Numbers Authority (IANA).
2. Top-Level Domain (TLD)
TLD adalah ekstensi domain seperti .com, .org, .id, dan sebagainya. Setiap TLD diatur oleh registry tertentu, seperti PANDI untuk domain .id.
3. Second-Level Domain (SLD)
SLD adalah bagian dari domain yang biasanya mencerminkan nama organisasi, perusahaan, atau individu (contoh: example dalam example.com).
4. Subdomain
Subdomain adalah ekstensi dari domain utama yang digunakan untuk memisahkan atau mengkategorikan layanan tertentu (contoh: blog.example.com)
5. Host
Level terakhir dalam hierarki, biasanya mengacu pada perangkat atau layanan spesifik.
Cara Kerja DNS
Proses kerja DNS, yang disebut DNS resolution, melibatkan langkah-langkah berikut:
1. Permintaan DNS (Query)
Pengguna memasukkan URL ke browser, dan permintaan diteruskan ke resolver DNS lokal (biasanya milik ISP).
2. Pencarian Root Server
Jika resolver tidak memiliki jawaban, ia akan menghubungi root server untuk meminta informasi terkait TLD.
3. Pencarian TLD Server
Root server merespons dengan alamat server otoritatif untuk TLD domain yang diminta.
4. Pencarian Server Otoritatif
Resolver meminta informasi dari server otoritatif untuk mendapatkan alamat IP domain.
5. Pengembalian Alamat IP
Resolver mengembalikan alamat IP ke perangkat pengguna, dan browser menggunakannya untuk mengakses situs web atau layanan.
Jenis Rekam DNS
Berikut jenis-jenis rekam DNS yang utama dan fungsinya:
1. A (Address)
Memetakan nama domain ke alamat IPv4.
2. AAAA (Quad A)
Memetakan nama domain ke alamat IPv6.
3. CNAME (Canonical Name)
Digunakan untuk alias domain ke domain lain.
4. MX (Mail Exchange)
Mengarahkan email ke server yang ditentukan.
5. PTR (Pointer)
Membalikkan pemetaan dari alamat IP ke nama domain.
6. NS (Name Server)
Menunjuk server nama yang bertanggung jawab atas zona DNS.
7. SOA (Start of Authority)
Menyediakan metadata zona DNS, seperti server otoritatif dan email admin.
8. TXT (Text)
Menyimpan informasi teks untuk validasi atau tujuan lain, seperti keamanan email.
Manfaat DNS
1. Kemudahan Penggunaan
DNS memungkinkan pengguna mengingat nama domain yang sederhana daripada alamat IP yang kompleks.
2. Skalabilitas
DNS mendukung miliaran domain dan dapat dengan mudah diintegrasikan dengan infrastruktur internet global.
3. Redundansi
Sistem DNS didesain untuk terus berfungsi meskipun terjadi kegagalan pada sebagian server, sehingga memberikan keandalan tinggi.
4. Keamanan Tambahan
DNS dapat diperkuat dengan protokol seperti DNSSEC (DNS Security Extensions) untuk mencegah serangan seperti DNS spoofing.
Ancaman Keamanan pada DNS
1. DNS Spoofing
Penyerang memalsukan respons DNS untuk mengarahkan pengguna ke situs web berbahaya.
2. DDoS pada Server DNS
Serangan yang membanjiri server DNS dengan lalu lintas, sehingga membuatnya tidak dapat diakses.
3. Cache Poisoning
Penyerang menyisipkan data berbahaya ke cache resolver DNS.
Kesimpulan
DNS adalah komponen krusial dalam infrastruktur internet yang memungkinkan komunikasi dan akses informasi yang cepat. Dengan pemahaman tentang cara kerja DNS, jenis-jenis rekam, dan keamanannya, pengguna dan profesional TI dapat mengoptimalkan fungsionalitas serta melindungi sistem mereka dari ancaman cyber.